AYOINDONESIACOM-- Surat An Nas yang terdiri dari ayat 1-6 merupakan surat ke-114 dan termasuk dalam kumpulan surat pendek Juz Amma atau Juz ke-30, sekaligus menjadi surat penutup di kitab suci Alquran.. Surat An Nas sendiri diturunkan dikota Mekah dan karena hal tersebut, maka Surat An Nas masuk dalam kelompok surat Makkiyah.. Mengutip buku Tafsir Al Mishbah jilid 15 karya Prof. Dr. M
loading...Surat An-Nas ayat 1-6. Foto/Ilustrasi Ist Terkait isi al-Quran surah An-Nas ayat 5, muncul pertanyaan apakah makna ayat ini khusus menyangkut Bani Adam saja sebagaimana yang ditunjukkan oleh makna lahiriah ayat, ataukah lebih menyeluruh dari itu menyangkut Bani Adam dan jin ? Allah SWT berfirmanالَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِArtinya "Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia." QS An-Nas 5 Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ada pendapat mengenainya, yang berarti makhluk jin pun termasuk ke dalam pengertian lafaz an-Nas secara prioritas. Baca Juga Ibnu Jarir mengatakan bahwa adakalanya digunakan lafaz rijalun minal jin laki-laki dari kalangan jin ditujukan terhadap mereka, maka tidaklah heran bila mereka jin dikatakan dengan istilah Allah SWT berfirmanمِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِArtinya "dari golongan jin dan manusia". QS An-Nas 6Apakah ayat ini merupakan rincian dari firman-Nya yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia. Kemudian dijelaskan oleh firman berikutnya dari golongan jin dan manusia?Menurut Ibnu Katsir, hal ini menguatkan pendapat yang kedua. Dan menurut pendapat yang lainnya, firman-Nya berikut ini dari golongan jin dan manusia An-Nas 6, merupakan tafsir dari yang selalu membisikkan godaannya terhadap manusia, yaitu dari kalangan setan manusia dan setan jin. Hal ini sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam firman-Nyaوَكَذلِكَ جَعَلْنا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَياطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوراًArtinya "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap itu musuh, yaitu setan-setan dari jenis manusia dan dari jenis jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipumanusia." QS Al-An'am 112 Baca Juga mhy

Suratan-Nas diturunkan di Madinah, sehingga tergolong ayat-ayat Madani. 1. Pembisik berasal dari jin atau manusia. Minal Jinnati Wannas. Sebagian jin membisikkan sesuatu ke dalam benak manusia dan menggoda mereka. Huruf Min dalam "Minal Jinnati Wannas" berarti sebagian dan menjelaskan bahwa "al-Waswas al-Khannas" adalah sebagian dari manusia

403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID 7DZ0MkfieqBtuv_MPQuzpennAzi_x_WUsRqcn5Qq10m8r74PFjAeTw==
6 Minal jinnati wan naas. "Dari (golongan) jin dan manusia." (QS An-Nas: 1-6) Baca juga: Arti Asmaul Husna yang Berjumlah 99, Mulai Al Alim hingga As Sami. Sebagaimana dirangkum dari laman Muslim.or.id, Selasa (21/9/2021), Abu Yahya Agus bin Robi' Al-Bakaasy, alumni Ma'had Ilmi Yogyakarta, menjelaskan bahwa Surat An-Nas beserta Surat Al
Manusia Makkiyah atau Madaniyyah, 6 ayat Turun sesudah Surat Al-Falaq Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ 1 مَلِكِ النَّاسِ 2 إِلَهِ النَّاسِ 3 مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ 4 الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ 5 مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ 6 Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang memelihara dan menguasai manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan bisikan setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia. Ketiga ayat yang pertama merupakan sebagian dari sifat-sifat Allah Swt. yaitu sifat Rububiyah Tuhan, sifat Al-Mulk Raja, dan sifat Uluhiyyah Yang disembah. Dia adalah Tuhan segala sesuatu, Yang memilikinya dan Yang disembah oleh semuanya. Maka segala sesuatu adalah makhluk yang diciptakan-Nya dan milik-Nya serta menjadi hamba-Nya. Orang yang memohon perlindungan diperintahkan agar dalam permohonannya itu menyebutkan sifat-sifat tersebut agar dihindarkan dari kejahatan godaan yang bersembunyi, yaitu setan yang selalu mendampingi manusia. Karena sesungguhnya tiada seorang manusia pun melainkan mempunyai qarin pendampingnya dari kalangan setan yang menghiasi perbuatan-perbuatan fahisyah hingga kelihatan bagus olehnya. Setan itu juga tidak segan-segan mencurahkan segala kemampuannya untuk menyesatkannya melalui bisikan dan godaannya, dan orang yang terhindar dari bisikannya hanyalah orang yang dipelihara oleh Allah Swt. Di dalam kitab sahih disebutkan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda Tiada seorang pun dari kamu melainkan telah ditugaskan terhadapnya qarin teman setan yang mendampinginya. Mereka bertanya, “Juga termasuk engkau, ya Rasulullah?” Beliau Saw. menjawab Ya, hanya saja Allah membantuku dalam menghadapinya; akhirnya ia masuk Islam, maka ia tidak memerintahkan kepadaku kecuali hanya kebaikan. Dan di dalam kitab Sahihain disebutkan dari Anas tentang kisah kunjungan Safiyyah kepada Nabi Saw. yang saat itu sedang i’tikaf, lalu beliau keluar bersamanya di malam hari untuk menghantarkannya pulang ke rumahnya. Kemudian Nabi Saw. bersua dengan dua orang laki-laki dari kalangan Ansar. Di saat melihat Nabi Saw., bergegaslah keduanya pergi dengan cepat. Maka Rasulullah Saw. bersabdaPerlahan-lahanlah kamu berdua, sesungguhnya ia adalah Safiyyah binti Huyayyin. Maka keduanya berkata.”Subhanallah, ya Rasulullah.” Rasulullah Saw. bersabda Sesungguhnya setan itu mengalir ke dalam tubuh anak Adam melalui aliran darahnya. Dan sesungguhnya aku merasa khawatir bila dilemparkan sesuatu prasangka buruk ke dalam hati kamu berdua. Al-Hafiz Abu Ya’la Al-Mausuli mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Bahr, telah menceritakan kepada kami Addiy ibnu Abu Imarah, telah menceritakan kepada kami Ziyad An-Numairi, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda Sesungguhnya setan itu meletakkan belalainya di hati anak Adam. Jika anak Adam mengingat Allah, maka bersembunyi; dan jika ia lupa kepada Allah, maka setan menelan hatinya; maka itulah yang dimaksud dengan bisikan setan yang tersembunyi. Hadis ini berpredikat garib. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Asim, bahwa ia pernah mendengar Abu Tamimah yang menceritakan hadis berikut dari orang yang pernah dibonceng oleh Nabi Saw. Ia mengatakan bahwa di suatu ketika keledai yang dikendarai oleh Nabi Saw. tersandung, maka aku berkata, “Celakalah setan itu.” Maka Nabi Saw. bersabda Janganlah engkau katakan, “Celakalah setan.” Karena sesungguhnya jika engkau katakan, “Celakalah setan, “maka ia menjadi bertambah besar, lalu mengatakan, “Dengan kekuatanku, aku kalahkan dia.” Tetapi jika engkau katakan, “Bismillah, “maka mengecillah ia hingga menjadi sekecil lalat. Hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad, sanadnya jayyid lagi kuat. Dan di dalam hadis ini terkandung makna yang menunjukkan bahwa hati itu manakala ingat kepada Allah, setan menjadi mengecil dan terkalahkan. Tetapi jika ia tidak ingat kepada Allah, maka setan membesar dan dapat mengalahkannya. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Al-Hanafi, telah menceritakan kepada kami Ad-Dahhak ibnu Usman, dari Sa’id Al-Maqbari, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda Sesungguhnya seseorang di antara kamu apabila berada di dalam masjid, lalu setan datang, lalu setan diikat olehnya sebagaimana seseorang mengikat hewan kendaraannya. Dan jika ia diam tidak berzikir kepada Allah, maka setan berbalik mengikat dan mengekangnya. Abu Hurairah mengatakan bahwa kalian dapat menyaksikan hal tersebut. Adapun yang dimaksud dengan maznuq yakni orang yang diikat pada lehernya, maka engkau lihat dia condong seperti ini tidak berzikir kepada Allah. Adapun orang yang dikekang, maka ia kelihatan membuka mulutnya dan tidak mengingat Allah Saw. hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid. Sa’id ibnu Jubair telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya setan yang biasa bersembunyi. An-Nas 4 Bahwa setan bercokol di atas hati anak Adam. Maka apabila ia lupa dan lalai kepada Allah setan menggodanya; dan apabila ia ingat kepada Allah maka setan itu bersembunyi. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid dan Qatadah. Al-Mu’tamir ibnu Sulaiman telah meriwayatkan dari ayahnya, bahwa pernah diceritakan kepadanya, sesungguhnya setan yang banyak menggoda itu selalu meniup hati anak Adam manakala ia sedang bersedih hati dan juga manakala sedang senang hati. Tetapi apabila ia sedang ingat kepada Allah, maka setan bersembunyi ketakutan. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, Al-waswas,” bahwa makna yang dimaksud ialah setan yang membisikkan godaannya; apabila yang digodanya taat kepada Allah, maka setan bersembunyi. Firman Allah Swt. {الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ} yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia. An-Nas 5 Apakah makna ayat ini khusus menyangkut Bani Adam saja sebagaimana yang ditunjukkan oleh makna lahiriah ayat, ataukah lebih menyeluruh dari itu menyangkut Bani Adam dan jin? Ada pendapat mengenainya, yang berarti makhluk jin pun termasuk ke dalam pengertian lafaz an-nas secara prioritas. Ibnu Jarir mengatakan bahwa adakalanya digunakan lafaz rijalun minal jin laki-laki dari kalangan jin ditujukan terhadap mereka, maka tidaklah heran bila mereka jin dikatakan dengan istilah an-nas. Firman Allah Swt. {مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ} dari golongan jin dan manusia. An-Nas 6 Apakah ayat ini merupakan rincian dari firman-Nya yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia. An-Nas 5 Kemudian dijelaskan oleh firman berikutnya dari golonganjin dan manusia. An-Nas 6 Hal ini menguatkan pendapat yang kedua. Dan menurut pendapat yang lainnya, firman-Nya berikut ini dari golongan jin dan manusia. An-Nas 6 merupakan tafsir dari yang selalu membisikkan godaannya terhadap manusia, yaitu dari kalangan setan manusia dan setan jin. Sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya وَكَذلِكَ جَعَلْنا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَياطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوراً Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap itu musuh, yaitu setan-setan dari jenis manusia dan dari jenis jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipumanusia. Al-An’am 112 Dan semakna dengan apa yang disebutkan oleh Imam Ahmad, bahwa telah menceritakan kepada kami Waki’, telah menceritakan kepada kami Al-Mas’udi, telah menceritakan kepada kami Abu Umar Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Ubaid Al-Khasykhasy, dari Abu Zaryang telah menceritakan bahwa ia datang kepada Rasulullah Saw. yang saat itu berada di dalam masjid. lalu ia duduk. maka Rasulullah Saw. bertanya, “Hai Abu Zar, apakah engkau telah salat?” Aku Abu Zar menjawab, “Belum.” Rasulullah Saw. bersabda, “Berdirilah dan salatlah kamu!” Maka aku berdiri dan salat, setelah itu aku duduk lagi dan beliau Saw. bersabda Hai Abu Zar, mohonlah perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan manusia dan setan jin. Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah setan manusia itu ada?” Beliau Saw. menjawab, “Ya ada.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan salat?” Rasulullah Saw. menjawab Salat adalah sebaik-baik pekerjaan; barang siapa yang ingin mempersedikitnya atau memperbanyaknya hendaklah ia melakukan apa yang disukainya —dari salatnya itu—. Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan puasa?” Rasulullah Saw. menjawab Amal fardu yang berpahala dan di sisi Allah ada tambahannya. Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan sedekah?” Rasulullah Saw. menjawab, “Pahalanya dilipatgandakan dengan kelipatan yang banyak.” Aku bertanya, “Manakah sedekah yang terbaik, wahai Rasulullah?” Rasulullah Saw. menjawab Hasil jerih payah dari orang yang merasa sedikit atau yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi kepada orang yang fakir. Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, nabi manakah yang paling pertama?” Beliau menjawab, “Adam.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah dia seorang nabi?” Nabi Saw. menjawab, “Ya, dia seorang nabi dan juga orang yang pernah diajak bicara langsung oleh Allah Swt.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, ada berapakah para rasul itu?” Rasulullah Saw. menjawab, “Tiga ratus belasan orang, jumlah yang cukup banyak.” Di lain kesempatan beliau Saw. bersabda, “Tiga ratus lima belas orang rasul.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, wahyu apakah yang paling besar yang pernah diturunkan kepada engkau?” Rasulullah Saw. menjawab Ayat kursi, yaitu, “Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya.”Al-Baqarah 255 Imam Nasai meriwayatkan hadis ini melalui Abu Umar Ad-Dimasyqi dengan sanad yang sama. Hadis ini telah diriwayatkan dengan sangat panjang lebar oleh Imam Abu Hatim ibnu Hibban di dalam kitab sahihnya melalui jalur Lain dan lafaz Lain yang panjang sekali; hanya Allah-Iah Yang Maha Mengetahui. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Sufyan, dari Mansur, dari Zar ibnu Abdullah Al-Hamdani, dari Abdullah ibnu Syaddad, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa seorang lelaki datang kepada Nabi Saw., lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya dalam hatiku timbul suatu pertanyaan yang tidak berani aku mengatakannya. Lebih aku sukai jikalau aku dijatuhkan dari atas langit daripada mengutarakannya.” Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Nabi Saw. bersabda Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, segala puji bagi Allah yang telah menolak tipu daya setan hingga hanya sampai batas bisikan belaka. Imam Abu Daud dan Imam Nasai telah meriwayatkannya melalui hadis Mansur, sedangkan menurut riwayat Imam Nasai ditambahkan Al-A’masy, keduanya dari Zar dengan sanad yang sama. Demikianlah akhir tafsir kitab Ibnu Kasir, segala puji bagi Allah atas limpahan karunia-Nya, dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. —————
BacaTafsir Surat Ar-Rum ayat 43. Cari apa pun di Al-Qur'an dan pahami kandungannya dengan teknologi pencarian AI dan sumber terpercaya di Learn Quran Tafsir. Blog. Tafsir Surat Ar-Rum: 43-45. Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak (kedatangannya
Oleh Muhammad AtimMaksud dari surat An-Nas sebagaimana dikatakan oleh Al-Biqa'i adalah سُورَةُ النّاسِ مَقْصُودُها الِاعْتِصامُ بِالإلَهِ الحَقِّ مِن شَرِّ الخَلْقِ الباطِنِ"Surat An-Nas maksudnya adalah berpegang teguh/bersandar kepada Tuhan Yang Haq dari kejahatan makhluk tersembunyi syetan" Nazhmud Durar.Di dalamnya berisi bimbingan kepada Nabi saw, dan juga kepada umatnya, untuk berlindung kepada Allah, sebagai Rabb, Raja dan Tuhan manusia, dari godaan syetan yang suka membisikan kejahatan dan ini populer dinamakan surat An-Nas manusia. Sebagai isyarat, Allah memberikan perhatian khusus kepada manusia, makhluk yang diistimewakan, juga secara bahasa berasal dari kata al-uns lembut menunjukkan manusia adalah makhluk yang mudah untuk tergoda syetan sehingga memerlukan bersama surat Al-Falaq disebut sebagai dua surat untuk memohon perlindungan mu'awwidzatain. Karena kedua-duanya diawali dengan perintah memohon ini turun berurutan setelah surat Al-Falaq. Hanya para ulama berbeda pendapat apakah surat ini makkiyyah atau madaniyyah. Jabir bin Zaid, Hasan, 'Atha dan Ikrimah, serta Kuraib meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia makkiyyah. Sedangkan Qatadah berpendapat madaniyyah, serta Abu Shalih meriwayatkan dari Ibnu Abbas. Yang lebih tepat, insya Allah, dia adalah makkiyyah. Karena riwayat Kuraib bisa diterima dari Ibnu Abbas, sedangkan riwayat Abu Shalih Mu'awwidzatain ini tidak ada bandingannya dalam hal memohon perlindungan. Oleh karena itu Rasulullah saw selalu membacanya ketika sakit, sebelum tidur, أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ"Katakanlah olehmu Nabi Muhammad saw, "Aku berlindung kepada Tuhan yang memelihara dan menguasai manusia." Ayat 1Surat ini diawali dengan perintah kepada Nabi Muhammad saw, yang juga berlaku untuk umatnya, karena beliau merupakan teladan, untuk memohon perlindungan kepada Allah, Rabb manusia. Rabb artinya pencipta, pemelihara dan itu Rabb bagi seluruh makhluknya, mengapa di sini dikhususkan kepada manusia? Ini sebagai bentuk perhatian khusus kepada mereka, makhluk yang diistimewakan dan menjadi maksud utama diturunkannya Al-Qur' النَّاسِ"Raja manusia." Ayat 2إِلَهِ النَّاسِ"Tuhan/sembahan manusia." Ayat 3Dua ayat ini kedudukannya sebagai 'athfu bayan penjelasan. Karenanya ia tidak menggunakan dhamir/kata ganti "mereka", tapi disebut kembali isim zahir nama jelasnya yaitu "manusia". Karena 'athfu bayan itu seperti sebuah nama yang mesti disebut secara tiga sifat Allah ini mengandung urutan. Yaitu, bahwa rububiyyah pemeliharaan Allah terhadap manusia itu tidaklah seperti pemeliharan makhluk, tapi pemeliharaan yang disertai kekuasaan. Karena Allah Al-Malik, raja/penguasa yang mutlak dan sifat al-mulk/kekuasaan sudah tercakup dalam sifat rububiyyah, tetapi disebutkan lagi secara khusus untuk lebih menonjolkan sifat Allah memiliki rububiyyah dan kekuasaan, maka sudah selayaknya Allah adalah Al-Ilah, Tuhan yang berhak untuk juga sebagai urutan dari yang kesannya umum kepada yang khusus. Yaitu ketika mendengar kata "rabb" pemelihara/pemilik, semua manusia juga bisa disebut rabb yang disematkan kepada sesuatu yang dimiliki, misalnya rabbul mal pemilik harta, rabbul bait pemilik rumah, mendengar kata "malik" raja, ini lebih khusus lagi. Hanya segelintir orang yang mampu menjadi raja/ ketika mendengar kata "ilah" tuhan, maka lebih khusus lagi. Tidak ada manusia atau makhluk apapun yang menjadi tuhan. Hanya Allahlah satu-satunya sifat ini disebutkan agar manusia yakin bahwa Allahlah yang mampu شَرِّ ٱلۡوَسۡوَاسِ ٱلۡخَنَّاسِ"Dari kejahatan syetan yang suka membisik-bisikan, yang suka bersembunyi" ayat 4Al-Waswas adalah nama bagi syetan, yang diambil dari kata waswasah bisikan. Bisa juga bermakna isim fail pelaku, yang membisikkan. Atau mashdar yang dijadikan sifat sebagai bentuk waswasah الوسوسة adalah الكَلَامُ الخَفِيُّ"Perkataan yang tersembunyi"Yang kita artikan dengan "bisikan".Ini bisa dimaknai secara hakiki maupun majazi. Sesuai pembagian dua jenis syetan. Jika dari jenis manusia, maka maknanya bisikan secara hakiki. Sedangkan jika dari jenis jin maka maknanya secara majazi, yaitu sesuatu yang terbersit di dalam hati untuk melakukan keburukan al-khowatir asy-syariroh.Al-Khonnas merupakan sigot mubalaghah, artinya sangat dan banyak bersembunyi, maksudnya biasa bersembunyi. Dinamai seperti itu karena syetan selalu bersambung dengan akal dan hati manusia tanpa dapat sebagaimana disebutkan dalam hadits,Dari Anas ibnu Malik, Rasulullah saw bersabdaإِنَّ الشَّيْطَانَ وَاضِعٌ خَطْمَهُ عَلَى قَلْبِ ابْنِ آدَمَ فَإِنْ ذَكَرَ الله خَنَسَ، وَإِنْ نَسِيَ الْتَقَمَ قَلْبَهُ فَذَلِكَ الْوَسْوَاسُ الْخَنَّاسُ»"Sesungguhnya setan itu meletakkan belalainya di hati anak Adam. Jika anak Adam mengingat Allah, maka bersembunyi; dan jika ia lupa kepada Allah, maka setan menelan hatinya; maka itulah yang dimaksud dengan bisikan setan yang tersembunyi." Tafsir Ibnu Katsir.عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ مُعْتَكِفًا فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ لَيْلًا فَحَدَّثْتُهُ ثُمَّ قُمْتُ فَانْقَلَبْتُ فَقَامَ مَعِي لِيَقْلِبَنِي وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِي دَارِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ فَمَرَّ رَجُلَانِ مِنْ الْأَنْصَارِ فَلَمَّا رَأَيَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْرَعَا فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ فَقَالَا سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا سُوءًا -أَوْ قَالَ- شَيْئًا»Dari Shafiyyah binti Huyay berkata, Ketika Rasulullah ﷺ sedang melaksanakan iktikaf aku datang menemui beliau di malam hari, lalu aku berbincang-bincang sejenak dengan beliau, kemudian aku berdiri hendak pulang, beliau juga ikut berdiri bersama aku untuk mengantar aku. Saat itu Shafiyyah tingal di rumah Usamah bin Zaid. Ketika kami sedang berjalan berdua itu ada dua orang laki-laki yang lewat, dan tatkala melihat Nabi ﷺ keduanya bergegas. Maka Nabi ﷺ, "Kalian tenang saja. Sungguh wanita ini adalah Shofiyah binti Huyay." Maka keduanya berkata, "Mahasuci Allah, wahai Rasulullah." Lalu Nabi ﷺ bersabda, "Sesungguhnya setan berjalan lewat aliran darah dan aku khawatir setan telah memasukkan perkara yang buruk pada hati kalian berdua." Atau beliau mengatakan, memasukkan sesuatu." HR. Bukhari, no. 3281.ٱلَّذِی یُوَسۡوِسُ فِی صُدُورِ ٱلنَّاسِ"Yang membisik-bisikkan di dalam dada manusia" ayat 5Disebutkan "dada" maksudnya yang ada di dalamnya yaitu hati. Menggunakan kata "dada" menunjukkan bahwa bisikan syetan itu sebenarnya tidak melekat kuat, sehingga bisa disingkirkan dengan zikir kepada "manusia" disebut lagi di sini karena memang terselang jauh dari penyebutan ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ"Dari jenis jin dan manusia" ayat 6Ini adalah dua jenis syetan yang membisik-bisikan itu. Disebutkan jenis jin terlebih dahulu baru kemudian manusia, karena jenis jin merupakan sumber dalam ayat lain dalam kaitannya dengan para nabi disebutkan jenis manusia terlebih dahulu, وَكَذلِكَ جَعَلْنا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَياطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوراً"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan dari jenis manusia dan dari jenis jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu. QS. Al-An'am 112.Karena syetan dari jenis manusia terkadang lebih berbahaya pengaruhnya, karena lebih nampak bisikannya. Terlebih, para nabi telah dijaga oleh Allah dari bisikan syetan jenis jin. Nabi Muhammad saw menyebutkan, bahwa jin yang ada pada beliau telah menyerah, dan tidak menyuruh kecuali kepada kebaikan. عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنْ الْجِنِّ قَالُوا وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَإِيَّايَ إِلَّا أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلَا يَأْمُرُنِي إِلَّا بِخَيْرٍ»"Dari Abdullah bin Mas'ud berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidaklah seorang pun dari kalian melainkan dikuasai pendamping dari kalangan jin." Mereka bertanya Tuan juga, wahai Rasulullah? beliau menjawab, "Aku juga, hanya saja Allah membantuku mengalahkannya lalu ia menyerah, ia hanya memerintahkan kebaikan padaku." HR. Muslim, no. 2814.Ibnu Juzai menjelaskan tahapan godaan syetan, yaitu pertama kali merusak iman dan membuat keragu-raguan dalam aqidah. Jika tidak mampu, maka menggoda dengan kemaksiatan. Jika tidak mampu, membuat malas pada ketaatan. Jika tidak mampu, membuat riya dengan ketaatan. Atau merasa bangga dan merasa telah banyak beramal. Godaannya juga dengan cara menanamkan kedengkian dan kebencian sehingga mendorong kepada prilaku paling buruk. Menghadapi godaan tersebut adalah dengan tiga cara. Yaitu, banyak berdzikir, banyak memohon perlindungan terutama dengan dua surat ini, dan menyelisihi dan bertekad untuk mendurhakai bisikan syetan Al-Qur'an ditutup dengan dua surat memohon perlindungan mu'awwidzatain ? Ibnu Juzai juga menjelaskan rahasianya 1. Al-Qur'an ini merupakan nikmat terbesar dari Allah. Nikmat ini mengundang kedengkian, maka Allah menurunkan yang dapat memadamkan kedengkian berupa memohon perlindungan kepada Rasulullah saw menyebut surat Al-Fatihah sebagai surat yang tidak ada bandingannya, begitu pula menyebut dua surat ini sebagai surat yang tidak ada bandingannya. Maka nampaklah keserasian antara awal dan akhirnya3. Keserasian itu nampak pula ketika kita pertama kali membaca Al-Qur'an diperintahkan untuk membaca ta'awudz, lalu di akhir surat berisi ta'awudz juga. Agar antara awal hingga akhir selalu mendapat perlindungan dari Allah. Wallahu A'
TafsirSurah An Nasr Ayat 1-6 merupakan surat yang termasuk dalam himpunan surah-surah makiyah. Surah ini terletak pada urutan ke 110 menurut susunan mushaf Usmani. Sebelumnya merupakan surat al Kafirun yang juga termasuk dalam surah-surah makiyah. Tafsir Surah An Nasr 1-6 ini berisi tentang infomasi kemenangan Nabi Muhammad saw merebut Mekah.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID EH5WCwd9WrZ1UDWV7RrE0KuaO0L91uy4izQZkqnINAm5WpQ5LWmBNQ==
Bacaayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia. +nya+surat+al+mukminun 88 Q.S.+An-Nisa+ayat+59 89 kebahagiaan 90 Hadist+ali+imran+ayat+159 91 annisa ayat 24 92 surah yunus 93 SURAT Al-ALAQ AYAT 1 94 Minuman keras 95 AL+IMRAN 159 96 jarak 97 al+baqarah+ayat+1 98 Ganti 99 dalil+kitab+Al Qur'an 100 tafsir Surat An-Nas Ayat
\n\n \ntafsir surat an nas ayat 1 6
584Rr.
  • 37ooqboga2.pages.dev/500
  • 37ooqboga2.pages.dev/317
  • 37ooqboga2.pages.dev/533
  • 37ooqboga2.pages.dev/386
  • 37ooqboga2.pages.dev/319
  • 37ooqboga2.pages.dev/473
  • 37ooqboga2.pages.dev/239
  • 37ooqboga2.pages.dev/224
  • tafsir surat an nas ayat 1 6